Centhini Tambangraras-Amongraga Jilid XI

Budaya

Share this :

Penulis: Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Amangkunagara III (Sunan Paku Buwana V)

ISBN: 979-420-642-3

Dilihat: 7078 kali

Stock: 0

Ditambahkan: 01 April 2007

Serat Centhini yang ditulis dalam kurun waktu 1814-1823 dan oleh penyadurnya disebut sebagai “Ensiklopedi Budaya Jawa” merupakan buku yang sangat berharga mengingat buku ini membicarakan banyak perkara. Ia begitu kaya dengan perincian situasi dan peristiwa. Ceritanya selalu mengandung maksna yang bisa diamalkan dalam kehidupan riil. Cara berceritanya pun sangat khas. Semuanya menjadikannya pantas dibaca oleh individu-individu yang senang berpikir. Ia juga layak dibaca oleh mereka yang ingin memperoleh nilai-nilai agung di dalam kehidupan yang sudah menampakkan ciri pragmatism.

Rp74.000,00

Maaf buku ini sedang tidak tersedia


Karena kesedihannya, Niken Tambangraras  meninggalkan Wanamarta disertai abdi Centhini dan mengganti namanya menjadi Ni Rubiyah Selabranta. Ia kemudian sampai di Dukuh Wanataka dan bertemu dengan Santri Monthel. Santri Monthel kemudian dinikahkan dengan Centhini.

Ki Bayi Panurta meminta Jayengresmi dan Jayengraga untuk mencari Niken Tambangraras. Nyi Malarsih dan Ki Bayi Panurta sedih ditinggal pergi anak-anaknya. Kemudian, datang surat dari Santri Montel mengabarkan bahwa Seh Amongraga masih hidup dan berada di Wanataka. Keduanya pun pergi ke Wanataka. Akhirnya, Nyi Malarsi dan Ki Bayi Panurta dapat bertemu dengan Seh Amongraga dan istrinya, serta adik-adiknya juga beserta istrinya.

Nyi Malarsi dan Ki Bayi Panurta pulang ke Wanamarta. Jayengresmi dan Jayengraga tinggal di Wanataka. Kemudian setelah sekian lama di Wanataka, Jayengresmi dan Jayengraga kembali ke Wanamarta. Ki Bayi Panurta dalam keadaan sakit.

  • Bahasa Teks Buku Indonesia
  • Cetakan Pertama, April 2007
  • Tebal 327 halaman
  • Ukuran 14,5 cm x 21 cm
  • Kode Buku C014
  • Categories Budaya, Sosial & Humaniora